Rabu, 31 Maret 2010

Don’t be Afraid to Try if We Fail

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya suatu “kegagalan”. Kegagalan terkadang membuat setiap orang down atau putus asa. Bahkan sering kita saksikan di media elektronik banyak orang yang stress dan mencoba suicide hanya gara-gara mengalami suatu kegagalan. Mengapa banyak orang melakukan hal-hal itu hanya karena sebuah kegagalan? Bukankah hidup ini masih sangat indah untuk kita jalani. Kita masih bisa melakukan banyak aktivitas untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Memang semua orang tak ingin mengalami kegagalan. Namun, inilah kehidupan yang hampir mirip dengan sebuah kompetisi yang mana pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Seharusnya kita positive thinking saja dengan kegagalan itu. Mungkin itulah jalan terbaik buat kita. Bukankah dengan kegagalan kita bisa mendapatkan banyak pelajaran? Dengan kegagalan itu kita dapat belajar, kita dapat introspeksi diri mengapa kita gagal, kita dapat membenahi hal-hal yang kurang pada diri kita yang nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup kita. We will get many experience from that so don’t be afraid if we’re getting failed. Failure makes us be strong to pass this life. Don’t give up if we get failure because failure can give us new spirit to do the best of us later.

Memang ketika kita mengalami suatu kegagalan, mungkin akan ada perasaan malu dalam diri kita. Tetapi, hilangkan rasa malu itu. Jangan hiraukan orang-orang yang mungkin mengejek kita karena orang yang mengejek kita sama dengan mereka menjelek-jelekan dirinya sendiri. Mereka mungkin menyinggung perasaan kita yang bahkan sangat menyakitkan dengan ejekan-ejekan itu, tetapi dengan perbuatan mereka yang seperti itu sama saja mereka telah melakukan suatu perbuatan tercela, sama saja mereka tak memiliki good attitude and good personality, serta tidak ada perasaan untuk menghormati semua usaha yang telah kita lakukan.

I used to get failed in my life, but I think positively from that. I think one failure isn’t the end of my life. And, now I’m getting the proof that I can enjoy with my life. Although this isn’t my real dream but I say thanks to God with all of my condition now.

Kegagalan jangan sampai menjadi bayang-bayang kelam dalam hidup kita. Anggaplah kegagalan itu sebagai sebuah pelajaran bagi kita. Jangan hanya karena kegagalan kita tak mau lagi untuk mencoba melakukan sesuatu. Dari kegagalan itu akan lebih baik jika kita mencoba dan selalu mencoba untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan takut untuk mencoba hanya karena takut mengalami kegagalan berikutnya. Mencoba dan mengalami kegagalan akan lebih baik daripada kita hanya berdiam diri dan tak pernah mencoba untuk melakukan yang terbaik dari kita. Tanpa mencoba kita tak akan pernah tahu seberapa besar kemampuan yang kita miliki. Apapun hasilnya kita harus berani mencoba untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Dengan mencoba kita akan lebih banyak belajar… It’s better we try and fail than we never try in our life. Many accompanying lessons in every event and moment that we can take. So don’t be afraid to try in our life. Show off to the world that we can do the best of us. Believe in our ability/capability and our confidence.

And proud to be yourself…



Yours sincerely,
Miko.

Rabu, 17 Maret 2010

Jenis Lead

Jenis-jenis Lead/ Teras Berita
Menurut Simbolon (1997: 190-205) dalam Ermanto (2005: 76-77)  Simbolon, Parakitri T. 1997. Vademekum Wartawan: Reportase Dasar. Jakarta: Kepustakaan Gramedia.
Ada 16 jenis lead:
a. Lead Pasak, yakni lead yang menggambarkan pelatuk atau penyebab terjadinya peristiwa.
b. Lead Kontras, yakni lead yang menggambarkan kekontrasan dalam suatu peristiwa.
c. Lead pertanyaan, yakni lead yang menggunakan kalimat tanya tentang hal atau penyebab penting peristiwa.
d. Lead deskriptif, yakni lead yang menggambarkan bagian penting dari suatu peristiwa.
e. Lead Stakato, yakni lead yang menggambarkan suatu peristiwa dari sudut penglihatan tertentu, tikungan atau tempat penentuan peristiwa.
f. Lead ledakan, yakni lead yang mengemukakan hal yang mengejutkan dari suatu peristiwa.
g. Lead figuratif, yaitu lead yang menggambarkan suatu peristiwa dengan pemisalan.
h. Lead epigram, yaitu lead yang menyampaikan peristiwa dengan didahului ungkapan.
i. Lead Literer, yaitu lead yang didahului dengan cerita sastra yang dikenal masyarakat.
j. Lead parodi, yaitu lead yang menggunakan slogan atau rumusan yang diparodikan tentang peristiwa yang diberitakan.
k. Lead kutipan, yakni lead yang menggunakan kutipan penting dari narasumber.
l. Lead dialog, yakni lead yang terdiri dari dialog yang dianggap penting.
m. Lead kumulatif, yakni lead yang menyajikan peristiwa secara berurut, membawa pembaca sampai pada antiklimaks peristiwa.
n. Lead suspensi, yakni lead yang menyampaikan klimaks peristiwa tertunda sampai titik akhir.
o. Lead urutan, yaitu lead yang menyajikan suatu bagian peristiwa penting secara berurut.
p. Lead sapaan yang isinya disajikan seperti menyapa atau berbicara dengan seseorang dalam peristiwa yang diberitakan.

Sedangkan menurut Tempo (dalam Yanuar Abdullah, 1992: 38)  Abdullah, Yanuar. 1992. Dasar-dasar Kewartawanan Teori dan Praktek. Padang: Angkasa Raya. Dalam Ermanto (2005: 77).
Yakni lead ringkasan, lead yang bercerita, lead deskriptif, lead kutipan, lead pertanyaan, lead menuding langsung, lead menggoda, lead lead gabungan, dan lead nyentrik.

Sumber:
Ermanto. 2005. Wawasan Jurnalistik Praktis. Yogyakarta: Cinta Pena.

PERBEDAAN FEATURE, REPORTASE, DAN BERITA LANGSUNG
Aspek Feature Reportase Berita Langsung
Materi Data2 jawaban 5W+1H yang dikembangkan Data2 jawaban 5W+1H yang diperdalam Data2 jawaban 5W+1H yang pokok-pokok
Penyajian Santai menghibur Komunikasi formal jurnalistik Komunikasi formal jurnalistik
Bentuk Piramida feature Bentuk parallel/ ember bertapak Piramida terbalik
Pembuatan Umunya surat kabar mingguan, tabloid, majalah. Umumnya surat kabar mingguan, tabloid, majalah Umumnya surat kabar harian.
Fisik Judul, teras, tubuh lebih panjang dari berita. Judul, baris tanggal, teras, tubuh tidak terlalu panjang.
Kerja wartawan Mencari semua data2 secara detail. Mencari data2 pokok yang lengkap.
pembuatan Umumnya dalam media massa mingguan, tabloid, majalah. Umumnya dalam media massa harian.
Sumber:
Ermanto. 2005. Wawasan Jurnalistik Praktis. Yogyakarta: Cinta Pena.