Rabu, 03 November 2010

ARSIP NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI MASYARAKAT GUNA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Oleh: Jatmiko

A. Pendahuluan
Sejarah merupakan sesuatu yang memiliki nilai berharga bagi sebuah bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai sejarah karena sejarah mampu memberikan pembelajaran. Sejarah sebagai saksi atau bukti perjalanan dari sebuah bangsa tidak hanya menyuguhkan kenangan, tetapi juga sebagai sebuah pedoman hidup untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Begitulah arti penting sejarah. Namun, apakah masyarakat saat ini sudah menghargai sejarah? Atau paling tidak mengenal sejarah negara sendiri, yaitu Indonesia?
Kebanyakan, masyarakat saat ini kurang memahami atau mengenal sejarah. Beberapa kendala dapat menjadi penyebabnya, antara lain kurangnya sumber data, media informasi, atau bahkan faktor dari dalam diri manusia itu sendiri. Faktor dari dalam diri maksudnya, yaitu kemauan seseorang untuk mempelajari ataupun mengenal sejarah. Faktor ini memiliki pengaruh yang sangat besar karena untuk mengawali sebuah kegiatan pastilah tergantung pada niatnya.
Guna mengatasi permasalahan tersebut maka pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan kegiatan yang dinilai lebih menarik dan menyenangkan. Kegiatan itu, misalnya, proses pembelajaran dilakukan seperti layaknya sebagai sebuah wisata. Disinyalir bahwa sebuah pembelajaran yang menyenangkan akan lebih mengena dan dipahami daripada membaca buku diktat yang tebal dan memiliki jumlah halaman yang banyak, misalnya, belajar arsip di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Seperti yang disebutkan oleh Riyadi bahwa menghargai sejarah maka yang pertama harus dilakukan adalah menghargai arsip.
Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan sebuah solusi pembelajaran sejarah bagi masyarakat melalui karya tulis dengan judul “Arsip Nasional sebagai Salah Satu Media Pembelajaran Sejarah bagi Masyarakat Guna Pembangunan Karakter Bangsa”.

B. Kajian Teori
Karakter menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984: 445) adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Jadi, secara singkat karakter bangsa adalah sifat atau karakter yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Sejarah menurut Dudung Abdurahman (2007: 13) diartikan sebagai kisah atau peristiwa masa lampau umat manusia. Dari pengertian tersebut secara jelas disebutkan bahwa sejarah berhubungan dengan segala sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta (1984: 887), sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau. Jadi, berdasarkan pendapat di atas, sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampu dan sebagai bahan pembelajaran untuk kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Sedangkan media, menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa (2001: 12) diartikan sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Berpijak dari pendapat tersebut, media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan di dalam suatu pembelajaran. Media pembelajaran ada bermacam-macam, misalnya, film, kaset, dvd, dan bahkan arsip pun termasuk sebagai media pembelajaran.
Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah (a) naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan, (b) naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/ perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

C. Pembahasan
Ketidakpedulian masyarakat terhadap sejarah bangsa harus segera diatasi mengingat arti pentingnya bagi kelangsungan hidup bangsa itu sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Wang Gungwu dalam T. Ibrahim Alfian (1985: 3) bahwa sejarah memiliki beberapa kegunaan, yaitu (1) untuk melestarikan identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu guna kelangsungan hidup, (2) untuk mengambil pelajaran dan teladan dari contoh-contoh di masa lalu sehingga memberikan asas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup, (3) sebagai sarana pemahaman mengenai makna hidup dan mati.
Penjelasan Wang Gungwu di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa memang sejarah tidak boleh dilupakan. Sejarah yang telah dilalui tidak hanya berhubungan dengan cerita saja, tetapi sejarah suatu bangsa pastilah diiringi dengan adanya dokumen-dokumen penting, misalnya, naskah proklamasi yang asli. Dokumen penting yang dijadikan sebagai bukti sejarah harus diorganisasikan oleh suatu lembaga yang di Indonesia disebut dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Arsip dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta diartikan sebagai simpanan surat-surat penting. Penyimpanan arsip bukanlah tanpa tujuan, melainkan ada tujuan yang memang hendak dicapai terutama guna pembangunan karakter sebuah bangsa. Seperti kita ketahui bahwa karakter bangsa Indonesia saat ini sangat buruk dan hal ini bukan rahasia umum lagi. Kerusakan karakter ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus korupsi yang merajalela, pejabat yang bisa dibeli, rasa persatuan berkurang, dan banyaknya konflik antarbangsa Indonesia akhir-akhir ini. Pembangunan karakter dinilai menjadi kunci utama untuk menyongsong kehidupan Indonesia dengan keadaan karakter yang lebih baik. Pembangunan karakter ini salah satunya dapat dilakukan dengan mempelajari arsip-arsip yang merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Seperti disebutkan oleh Riyadi bahwa dalam kontek kehidupan berbangsa dan bernegara arsip menjadi semakin penting karena arsip sangat terkait dengan perjalanan sejarah bangsa yang akan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Lebih lanjut, Riyadi menyebutkan bahwa arsip merupakan sumber informasi yang dinilai akurat sehingga dapat dijadikan bukti otentik.
Usaha penyimpanan arsip ini pun telah dilakukan sejak lama, seperti disebutkan oleh Kuntowijoyo (1994: 20) bahwa dalam decade 70-an, ada usaha untuk menyelenggarakan suatu program sejarah lisan yang dikelola oleh Arsip Nasional bekerjasama dengan para sejarawan dan perguruan tinggi.
Riyadi menyebutkan tentang arti pentingnya arsip menyangkut kandungan potensi informasi yang dapat disimpan, antara lain, yaitu (a) pengakuan memori kolektif melalui arsip, (b) arsip sebagai alat pengungkap behind the fact, dan (c) arsip sebagai kajian studi.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dengan jelas kita mampu memahami dan mengetahui bahwa begitu pentingnya arsip bagi kehidupan sebagai bagian dari sejarah bangsa dan merupakan bukti otentik. Arsip bukanlah kertas-kertas yang usang. Namun, di balik itu semua ada pelajaran yang sangat penting dan berharga terutama untuk membangun karakter bangsa.
Seperti kita ketahui bahwa bangsa yang hebat adalah bangsa yang mampu menghargai sejarahnya. Penghargaan ini dapat diwujudkan dengan mempelajari salah satu bagian dari sejarah, yaitu arsip. Di dalam pembentukan karakter, arsip mempunyai andil yang sangat besar. Misalnya, dengan mempelajari arsip tersebut, masyarakat akan mengetahui bagaimana kerasnya perjuangan zaman dahulu, yaitu sebelum Indonesia merdeka. Hal ini sangat diperlukan untuk membangun karakter bangsa saat ini. Seperti kita ketahui bahwa bangsa Indonesia saat ini dinilai malas, sering menggunakan jalan instan untuk memperoleh sesuatu tanpa usaha yang berarti. Di kalangan pemerintahan pun banyak terjadi kasus korupsi. Korupsi merupakan salah satu bukti jalan instan untuk mendapatkan uang (kekayaan).
Pembelajaran sejarah melalui media arsip atau pun kunjungan ke ANRI dinilai akan mampu membentuk karakter bangsa yang lebih baik daripada hanya membaca buku-buku diktat yang banyak dan tebal. Praktik dinilai lebih mudah diserap oleh otak daripada teori-teori yang banyak, tetapi kurang praktik. Semoga dengan adanya ANRI, masyarakat Indonesia mulai berminat untuk mengenal dan mempelajari sejarah perjalanan bangsa yang dapat dimulai dengan mempelajari arsip sebagai bagian utama dari sejarah bangsa.

D. Penutup
Mengingat arti pentingnya sejarah bagi kehidupan maka sudah seharusnya sebagai bangsa Indonesia kita mempelajari dan memahaminya. Sejarah sebagai guru akan memberikan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi keberlangsungan hidup bangsa ini.
Belajar sejarah dapat dimulai dari mempelajari arsip karena arsip merupakan bagian utama dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Mempelajari arsip secara saksama mampu digunakan sebagai upaya untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang memang saat ini mulai terpuruk. Melalui media arsip, diharapkan masyarakat Indonesia mampu belajar dari sifat perjuangan pada zaman dahulu karena arsip tidak hanya berhubungan dengan surat, tetapi arsip juga mencakup film dan barang-barang ataupun benda.
Semoga setelah mempelajari arsip-arsip dan mengetahui betapa kerasnya perjuangan pada zaman dahulu, masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya sebuah perjuangan. Hal ini sangat diperlukan supaya kehidupan yang dipilih oleh bangsa ini bukanlah kehidupan yang instan, tetapi diperlukan sebuah perjuangan yang keras untuk mencapai tujuan dan cita-cita.

E. Daftar Pustaka
Basuki Wibawa, Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.
Dudung Abdurahman. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana.
Riyadi. ___. Peran Arsip dalam Arus Keterbukaan Informasi Publik. Diakses dalam http://menik.student.fkip.uns.ac.id/2009/12/16/peran-arsip-dalam-arus-keterbukaan-informasi-publik/, tanggal 16 Oktober 2010.
T. Ibrahim Alfian, dkk. 1984. Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: LERES IAIN Sunan Kalijaga.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971.
W.J.S. Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.




Dikirimkan dalam Lomba Penulisan Artikel Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)