Rabu, 07 Desember 2011

Seperti Berhenti di Lampu Merah


Mungkin saat ini kalian sudah berada di kehidupan kalian masing-masing, memeluk setiap kehangatan yang kalian damba selama ini, berlari keras untuk memeluk mimpi-mimpi besar kalian, bersama angan dan harapan untuk membuatnya menjadi sebuah kenyataan. Saya yakin, masalah baru akan tetap muncul meski kita telah selesai dari masalah lama. Mungkin lebih tepat jika kita tak menganggapnya sebagai sebuah masalah, tapi pembelajaran yang memang harus memunculkan masalah. Karena tanpa masalah, kita tak akan belajar. Begitu pun without conflict, no story.

Sungguh, hari ini saya masih mendambakan masa-masa seperti kemarin, rasanya kangen. Kangen semuanya. Kangen setiap awal minggu banyak masuk kelas karena kosong, piket yang menjadikan ngantuk karena sepoi-sepoi, dan masih banyak kenangan-kenangan yang terukir. Sejujurnya, sebagai keluarga baru ingin terus bersama. Bersama orang-orang baru dengan berbagai background yang berbeda. Tapi memang itu sudah tak mungkin lagi kecuali di tempat lain yang mungkin dengan situasi berbeda. Sepertinya ungkapan ini benar Jika dekat kita bertengkar, tapi ketika jauh kita saling kangen. Aku pun tak mengingkari saat melewati perjuangan itu terkadang aku jenuh, bosan, suntuk, dan kadang jengkel juga sama kalian. Namun, ketika aku jengkel, untuk penenangan diri sering aku berpikir bahwa aku juga tidak yakin bahwa orang yang mengejekku bisa lebih baik dariku. Ini bukan berarti aku merendahkannya, tapi itu hanya penenangan diriku saja sehingga aku mampu bertahan selama hidupku ini. Karena kita memang punya jalan hidup yang berbeda. No body’s perfect.

Hari ini aku merasakan seperti hidup di suatu tempat yang asing, yang belum pernah aku injak sebelumnya. Memang, ini bukanlah pertama kalinya, tapi inilah kebersamaan yang paling lama, tiga bulan. Mungkinkah kalian merasakan hal yang sama? Biasanya terik mentari pagi mengabarkan bahwa aku harus segera bersiap, segera meluncur, dan segera tiba. Namun, kali ini tidak. Ketika aku bangun pukul dua dini hari, aku sudah tidak khawatir terlambat lagi. Di satu sisi aku bahagia, tapi di sisi lain aku telah kehilangan momen yang memang tidak akan terulang lagi. Secuil dari serpihan perjalanan hidupku telah kulalui bersama kalian selama ini. Ini akan menjadi sebuah kenangan tersendiri yang memberi warna dalam hidupku dan mungkin juga hidup kalian.

Sebenarnya, hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya ketika kita bersama, Senin-Sabtu. Tapi, seperti ada sesuatu yang telah hilang di hari-hari itu. Rasanya, kita seperti sedang berhenti di lampu merah. Berhenti sebentar saat lampu merah menyala dan jalan lagi setelah lampu berwarna hijau. Di perempatan jalan itu terukir berbagai cerita suka duka kita.

Saat ini aku mulai sulit untuk memahami arti kata bahagia. Seketika aku bisa tertawa lepas, seperti hujan yang selalu turun di sore hari bulan ini, tapi di saat yang sama, seperti menahan suara tangis yang terhenti, seperti nyanyian di kejauhan yang tak terdengar jelas. Andaikan aku bisa menyederhanakan itu, seperti mudahnya membangkitkan telapak tangan. Tapi aku tak bisa, kita semua masih punya jalan yang panjang kawan, impian-impian yang telah kita idamkan. Mari kita menyusuri setiap lekuk lorong gelap ini kawan, hingga kita menemukan cahaya cerah di ujung lorong.

Terima kasih untuk semua yang telah mau menjadi kawanku selama ini (mudah-mudahan). Miss you all: Rino, Toni, Basuki, Cycas, Ganang, Aris, Taufiq, Rofa, Luqman, Rudias, Anggalia, Sari, Manda, Suci, Aini, Putri, Titis, Hayuk, Fitri, Riska, Winda, Yulia. Hope we will meet again in different time.


Sincerely,

Miko

Senin, 18 Juli 2011

Dunia dan Waktu Telah Menang Mengaburkanmu

Suara kokok ayam begitu mengagetkan pagi itu. Berlomba menyuarakan merdu-merdu suaranya. Kau tak dapat menghindar, mereka semua sudah di depan pintu menunggu, sampai benar-benar pintu itu kau buka. Membiarkan udara pagi merasuki relung-relung tempat peraduanmu, menggantikan sisa-sisa semalam yang mungkin telah buyar karena berganti dengan hari yang lain. Sarung itu terlihat berlipat-lipat setelah semalam kau gunakan untuk berselimut, mencegah sang malam membunuhmu secara perlahan. Aromanya masih sama seperti hari-hari kemarin, tapi tak lagi dengan bentuknya.

Tiga tahun yang lalu itu kau masih biasa. Ceria kesana-kemari dan semua orang masih merestuimu. Kini, kau masih tetap ceria, persis sama dengan beberapa tahun yang lalu. Mungkin bedanya kini kau sudah tak sekurus dan sepolos dulu. Lekukan-lekukan di pipimu kini sudah tak terlihat lagi. Jari-jemarimu sudah terlihat gendut dan tak serapi dulu. Sepertinya memang dunia dan waktu telah menang pagi itu. Mampu menggoyahkan segala keyakinanmu yang telah terpaku di lubuk hati. Atau mungkin kau memang sudah melupakan akan apa arti hati?

Sisa-sisa roti masih terlihat di atas meja kamarmu. Baunya begitu merebak ke seluruh penjuru. Membuyarkan lamunanmu yang seolah menghiasi wajah tanpa gerak. Terlihat cokelat berjatuhan di lantai, mengundang semut-semut yang memang masih seperti kodratnya. Tetap menikmati segala sesuatu yang manis. Tapi kini, kau sangat berbeda dengan semut itu. Kau telah begitu membelok dari apa yang kau dekap dulu. Kau lacurkan segala milikmu saat ini. Memang, dunia waktu telah menang mengaburkanmu.

Sincerely,

Miko

Selasa, 12 Juli 2011

Hanyalah Sebuah Lorong Waktu


Dentingan jam itu terdengar begitu jelas. Suara-suara nyamuk juga begitu gaduh, seperti bayi yang merengek-rengek. Semuanya sama seperti dua tahun yang lalu. Hanya saja, orang-orang yang berada di sampingku kini berbeda. Sisa-sisa ingatanku itu begitu jelas, seperti embun yang mulai turun malam ini. Menetes di dedaunan, yang mencoba bertahan sampai esok.

Sebotol air putih masih tergeletak di lantai. Tak seorang pun menyentuhnya. Hanya tadi sore saja botol itu di sentuh. Malam ini sudah tak lagi. Orang-orang sibuk dengan tangan masing-masing. Tangan yang memang tak akan berhenti malam ini. Namun, entahlah jika esok pagi …

Cahaya rembulan mulai berpendar malam itu. Menelisik di sela-sela dedaunan. Buaian angin malam pun saling berebut, entah bergurau, entah bertengkar. Namun, semuanya begitu natural. Yang mungkin berbeda dengan naturalnya negeri ini, yang sering dibuat-buat dan dipadu padankan.

Kini aku seperti sendiri. Bagai lorong waktu yang entah kapan ujungnya, aku pun tak tahu. Sedetik, semenit, sejam waktu itu tetap berjalan dan berulang tiap harinya. Mungkin inilah yang dinamakan proses. Proses yang masih tersisa dalam hidupku. Aku tetap menjalaninya, menghargainya, dan menerimanya seperti didikan zaman sampai lorong waktu ini benar-benar menemui ujungnya. Entah kapan … aku akan bersabar …

Sincerely,

Mico

Minggu, 26 Juni 2011

Eksotisme Sebuah Pendakian Merbabu





Terjalnya jurang justru mempercantiknya.

Itulah sebuah kalimat singkat yang mampu menggambarkan ciptaan Sang Khalik yang menyerupai gundukan tanah, tetapi dalam porsi yang lebih besar. Semua berawal dari keisenganku belaka. Saat semua kawan-kawan merencanakan sebuah pendakian dengan nama Motivasi Expedition. Gembel Motivasi, itulah sebutan buat kelompok pendakian yang terdiri dari 15 armada, DJ, Sigot, Tutut, Miswan, Desi, Huda, Ais Tambak sekeluarga, Andi Dwi H., Imron, Tyas, Hanif, Qodri, Bambang, dan saya. Entah dari mana asal usul gembel-gembel itu, unidentified. Saya pikir asal-usul dalam hal ini tidaklah menjadi sebuah hal yang penting, yang terpenting kita semua memunyai tujuan yang sama, back to nature by enjoying the way.

Saat itu Albaku menunjukkan pukul 16.45 WIB. Beberapa anggota Gembel, DJ, Bembi, Sigot menyiapkan semua keperluan ke dalam tas yang besar. Ya bisa dikatakan check and recheck. Membayangkan keadaan yang akan terjadi, saya menyempatkan diri untuk pulang. Ya, sekadar mengganti pakaian dan membersihkan badan. Secara cepat kembali ke base camp untuk persiapan, yang mengantarkanku pada pertemuan dengan Mbak Tutut dan Mbak Desi di tengah kendaraan yang tertata rapi.

Tanpa menyadarinya, jarum pendek telah berada di pertengahan 5 dan 6 yang diiringi dengan jarum panjang di menit ke 48. Semua siap meluncur. Tak ketinggalan foto bersama terlebih dahulu. Namun, gambar yang dihasilkan jelek. Entah karena sudah sore, kamera kurang bagus, atau memang yang memakai tak bisa mengoperasikan. Semuanya berangkat dengan pasangan masing-masing. Malam sudah semakin gelap, sang pencerah malam memang tak tampak, sudah kelewat batas waktunya. Sembari menunggu yang mengisi tangki, saya pun menukar eigerku dengan Tyas. Sleeping bag yang ku sangkutkan terasa mengganggu pandanganku saat menelusuri jalanan malam, terutama spion. Spion memang tak dilihat terus menerus, setidaknya bak kehidupan yang tak boleh menengok kebelakang. Spion hanya digunakan sekali-kali, tapi tak mengabaikan fungsi pentingnya.

Melalui Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, roda-roda itu menelusuri jalanan. Sampai pada akhirnya roda itu menginjak di jalan utama Solo-Semarang. Mobil dan motor di jalanan itu saling berteriak riuh rendah. Sedikit mengerikan memang, kondisi jalan yang sempit karena perbaikan. Kiri kanan lubang, truk, bus, motor semuanya berlalu lalang dan saling mendahului layaknya orang berlarian menyelamatkan diri.

Suara azan berkumandang, setidaknya suara itu menunjukkan bahwa hampir pukul 19.00 WIB. Serentak kami berhenti di seberang jalan dari Masjid Agung Boyolali sambil menunggu kawan yang masih menikmati perjalanan di belakang kami. Mendadak, sambil membawa Nokianya, mbak Desi mengatakan bahwa motor Qodri rusak dan tak bisa jalan. Ya, itulah trouble pertama yang dialami gembel-gembel Motivasi. Jadilah menunggu cukup lama karena memang Qodri yang berpasangan dengan Xerxes naik bus. Perlu diperkenalkan bahwa Xerxes adalah nama baratnya Miswantoro.

Because of we are one, so we feel happy together and also sad together. Haaa…

Saya, mas Hanif, mas Andi, mbak Desi, Tyas, Huda pun memutuskan untuk salat di Masjid Agung Boyolali sembari menunggu Qodri dan Xerxes muncul. Entah berapa menit lamanya kami menunggu sampai Qodri dan Xerxes muncul.

Yah, akhirnya mereka muncul. Rolling pasangan pun dilakukan. Qodri dipasangkan dengan mas Andi, Mis-one bersama mas Hanif, dan yang paling unik adalah trio DJ, Tutut, dan Desi. Semua siap, kendaraan bermotor siap take off. Sengaja dipilih kata take off karena memang jalananan selanjutnya menanjak layaknya pesawat yang siap take off haaaa… 

Hujan mengiringi perjalanan yang berliku. Sampai suatu saat menemukan jalan berkabut yang entah berapa jarak pandangnya. Kehilangan teman yang lain, itulah yang terjadi padaku dan Tyas. Sempat merinding juga, apalagi setelah dikasih tahu oleh penjaga counter saat kita memakai mantel bahwa habis ada perampokan saat pendakian. Beruntung di belakang masih ada Mas Andi dan Qodir. Mereka ketinggalan karena motor mas Andi macet. Motor selalu meminta istirahat dan ngambek saat dia kepanasan. Setelah beberapa saat berhenti dan motor mas Andi siap, kami mulai menembus kabut-kabut yang seolah siap menggelapkan perjalanan itu. Meter demi meter kami lalui sampai pada akhirnya kita berkumpul kembali di tempat makan sebelum melanjutkan ke basecamp I.

Melewati jalan yang menanjak dalam kondisi licin dan habis hujan itu sangat mengerikan. Ditambah lagi kiri dan kanan jalan adalah jurang terjal yang entah akan jadi apa ketika sampai terperosok di sana. Bubur mungkin. Bubur yang menyedihkan pastinya. Sempat beberapa kali hampir roboh yang menyebabkan mantel dan pembonceng terpaksa harus turun. Motor-motor berjalan beriringan untuk mencapai basecamp I. Namun sial, motor diurutan pertama selalu mogok sehingga menyebabkan yang lain berhenti di pertengahan jalan dan tertatih-tatih menjaga ketahanan agak tidak terperosok.
Akhirnya, setelah menikmati perjalanan yang penuh kekhawatiran, sampailah di Basecamp I. Rasanya seperti orang keluar dari penjara mungkin (karena belum dan tidak mau merasakan hotel prodeo). Salat, parkir motor, dan persiapan yang lain segera dilakukan. Pengecekan alat-alat pun dilakukan.

Pendakian ke Merbabu dari basecamp I dimulai pukul 22.20 WIB. Pasukan beruntun mulai memasuki kawasan hutan. Dengan komandan DJ dan pengaman Sigot, sedikit demi sedikit mulai mendaki. Beberapa kali sempat berhenti untuk minum dan memasang koyo. Jalanan seperti jalan baru atau memang jalan lama yang sudah tidak dilewati. Terkadang di kiri dan kanan adalah jurang. Semak belukar menjadi penghalang jalanan yang tak terelakkan. Namun, eksotisme itu menjadi semakin indah dengan diiringi sinar rembulan. Awalnya bulan sedikit mengintip, tetapi berhubung waktu enggan berhenti dan terus berjalan, bulan itu lama-lama memandang perjalanan kami dengan penuh sempurna. Sempat mendaki jurang yang terjal, membuat orang terpeleset, dan ternyata … salah jalan. Hahahahaha… Kami pun harus menuruni jurang kembali sampai menemukan jalan yang benar.

Setelah melewati Pos I, ternyata jalanan lebih ngeri, tetapi tetap eksotis. Semua menanjak, kiri kanan pohon. Namun, kita tak tahu bahwa ternyata yang tertutup pohon adalah jurang-jurang terjal yang tak teridentifikasi oleh cahaya rembulan. Perjalanan tetap berlanjut meski lebih sering berhenti karena memang kondisi anggota yang tak memungkinkan.

Setelah berjam-jam menikmati terjalnya jurang dan semak belukar, sampailah di jalan yang bisa dikatakan lebih menjanjikan daripada sebelumnya. Semak belukar pun masih menjadi kawan perjalanan yang setia. Setidaknya lebih indah karena di semak belukar itu, edelweiss yang menjadi ciri khas Merbabu sudah mulai menyapa saat kami lewat. Sebelum ngecamp pertama, jurang yang lebih terjal juga harus kami lalui.

Setelah melewati jurang itu akhirnya kami memutuskan untuk ngecamp di bawah sabana I. Bisa dibayangkan bagaimana eksotisnya ngecamp di atas gunung yang beratapkan langit langsung dan disinari cahaya rembulan. Bisa dirasakan pula bagaimana dinginnya udara yang menyerang tulang-tulang kami. Pemandangan di depan terlihat Gunung Merapi yang gagah dan ketika menengok ke bawah, lautan awan membentang berwarna putih laksana salju di pegunungan. Waktu malam itu sekitar pukul 01.57 dini hari. Kami bergegas tidur kecuali orang-orang yang kelaparan haaaa… .

Bangun pagi pukul 4.48 WIB. Salat, sarapan, dan yang pasti menyaksikan sunrise. Tak lupa foto. Warna orange mulai nampak dari ufuk timur. Menambah indahnya langit kala itu, apalagi awan-awan itu saling bergerombol seolah enggan untuk berpisah karena mempertahankan keindahan jika bersama dan bersatu.

07.50 WIB kami mulai pendakian lagi. Di depan mata sudah tampak jurang, tetapi tak begitu ekstrem pikirku. Namun, dibalik jurang itu ternyata ada lembah dan jurang lagi. Jurang yang kedua ini lebih ekstrem. Biasanya saya bisa mendaki tanpa harus berpegangan. Namun, di jurang ini sangat mengkhawatirkan, saya harus berpegangan, bahkan akar-akar rumput dan sesekali saling tarik menarik dengan kawan. Jurang ini tepatnya di atas batu tulis. Hampir tegak lurus ketinggiannya. Kadang berpikir, “Kalau sampai massa tasku lebih berat dari keseimbangan badanku maka entahlah apa yang akan terjadi. Just God know about it.” Jurang itu memiliki jalan setapak. Kiri kanannya juga jurang yang merupakan bekas air mengalir. Hanya akar-akar rumput yang dapat digunakan untuk berpegangan.

Setelah melewati jurang itu maka kami berhenti sebentar untuk beristirahat. Pada akhirnya, kelompok ini menjadi dua bagian. Satu kelompok meniti jalan dahulu dan kelompok yang lain masih di bawah karena memang ada personel yang tidur (DJ, red)
Sebelum sampai sabana II, kami sempat beristirahat. Sekadar melepas lelah dan makan biscuit. Foto-foto juga di sabana II. Lanjut perjalanan, mendaki lagi sebelum sabana III… .

Yeah, Sabana III di depan mata. Indah sekali dan menajubkan, seperti wallpaper windows kataku. Cocok untuk menari-nari India karena memang chaiya-chaiya sedang booming di Indonesia hahaha  Atau foto prewedd untuk yang memang mau menikah. Waktu menunjukkan pukul 11.33 WIB.

Perjalanan dilanjutkan kembali setelah foto-foto, namun sayang, tidak semua pasukan ikut mendaki ke puncak karena memang kondisi badannya yang tidak memungkinkan. Di tanjakan terakhir yang harus kami daki ini justru indahnya langit sangat tak dapat disangkal. Subhanallah atas segala ciptaan-Mu. Jurang-jurang terjal begitu dalam. Awan-awan pun menghiasi jurang-jurang itu. Lautan awan membentang begitu luas bagai kapas yang dijemur di lapangan. Rombongan Gembel-gembel ini sampai di puncak sekitar pukul 13.10 WIB di Puncak Sarif. Jelas, awan-awan terlihat, gunung-gunung disamping juga terlihat indah. Ya, kami berada di puncak. Indah, takjub, can’t describe by words. Makan dan foto-foto. Roti, telur asin, air putih itulah menu kami. Pukul 13.45 WIB kamu lanjut ke Puncak Kentengsongo.

Pukul 14.00 WIB kami mulai menuruni lembah lagi dan beristirahat di Sabana III. Pukul 16.15 WIB kami mulai menyusuri jalan untuk turun dari Gunung Merbabu. Melewati jalan yang berbeda dari jalan saat naik ke gunung. Yaaaaaa, akhirnya setelah sering istirahat di jalan, sampailah juga di basecamp lagi pukul 21.20 WIB.

Good bye Merbabu. Wish that I can meet you again for next time. Thanks for your beautiful landscape. Thanks for our Gembel who ask me to join. Keep always our friends in our life    Don’t give up for everything.

Sincerely,
Miko

Sabtu, 12 Maret 2011

STOP SMOKING!!!

Smoking is which one of many activities from people at this time. Smoking not only for adult, but also also many teenagers already done it. They usually do it because of stress, for forgetting their problem or just for trying and having fun with their friends. Many of them do not realise what the effects are, whereas the effects are dangerous. The effects of smoking will attack and destroy our health little by little, even for the passive smoker. For passive smoker it is more dangerous than for active smoker. That is because of many poisonous on the smoke, so it is influencing the oxygen on the air.
Many poisons that consist in the cigarette because cigarette is made from tobacco. They are nicotine, carbon, etc. The carbon and nicotine can attack our heart and it makes us difficult to breath oxygen from the air. Besides that smoking can cause cancer and for the nature the smoke from cigarette can cause pollution and global warming. Many ways that government has been done for reducing smoking. Like as in Jakarta, the government makes the regulation for smoking. The government forbid the people smoking in public area, if they disobey the regulation so they will be fined and punished.
Many loss that we get from smoking than the advantages. Smoking can cause our health be worse. Besides that, if we smoke we will spend much money for buying cigarette, but many people still do it everyday. Even, on the packages of cigarette, the factory has made caution about the dangerous of smoking. Those are that smoking can cause cancer, impotent, and heart attack. But many people disregard those all
After we knew many effects from smoking and those very dangerous so we must stop it.There is a simple way for reducing or stopping smoking from ourselves. If we wanted to smoke may be we can eat candy, so it will reduce our desire. But the most important is struggle from ourselves to stop smoking.

Senin, 07 Maret 2011

PERSYARATAN BEASISWA PPA & BBM 2011

PENGEMBANGAN POTENSI AKADEMIK
Update Terakhir :22 Februari 2011

A. Persyaratan
1. Umum
Diberikan dengan mempertimbangkan prestasi & latar belakang kemampuan ekonomi orang tua kepada Mahasiswa :
a. Jenjang S1/Diploma IV, paling rendah duduk di semester II dan paling tinggi semester VIII .
b. Diploma III, paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VI
Mahasiswa yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor/Ketua/Direktur atau pimpinan perguruan tinggi yang berwenang untuk mendapatkan bantuan, dengan melampirkan berkas sebagai berikut:
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis sebagai bukti mahasiswa aktif.
b. Fotokopi rekening listrik bulan terakhir dan atau bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari orang tua/walinya
c. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain yang diketahui oleh Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan.
d. Fotokopi kartu keluarga.
e. Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan.
2. Khusus
Calon penerima beasiswa wajib melampirkan :
a. Fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3,00 yang disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi.
b. Surat Keterangan penghasilan orangtua/wali pemohon dan disahkan oleh pihak yang berwenang (catatan: bagi pegawai negeri/ swasta disahkan oleh Bagian Keuangan, dan yang bukan pegawai negeri/swasta disahkan oleh Lurah/Kepala Desa).
3. Perguruan tinggi negeri / kopertis, karena alasan kondisi tertentu dapat menambah ketentuan dan atau syarat tambahan,termasuk mengubah batas IPK terendah.Penambahan dan atau perubahan dimaksud harus dilaporkan Ditjen Dikti.
B. Penetapan
a. Mahasiswa sebagai penerima beasiswa ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang mempunyai IPK tertinggi
2. Mahasiswa yang mencapai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)
3. Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, tekhnologi, seni atau budaya tingkat Internasional/dunia. Regional/Asia/Asean dan Nasional)
4. Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.

BIAYA BANTUAN MAHASISWA
Update Terakhir :21 Februari 2011

A. Persyaratan
1. Umum
Diberikan dengan mempertimbangkan prestasi & latar belakang kemampuan ekonomi orang tua kepada Mahasiswa :
a. Jenjang S1/Diploma IV, paling rendah duduk di semester II dan paling tinggi semester VIII .
b. Diploma III, paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VI
Mahasiswa yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor/Ketua/Direktur atau pimpinan perguruan tinggi yang berwenang untuk mendapatkan bantuan, dengan melampirkan berkas sebagai berikut:
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis sebagai bukti mahasiswa aktif.
b. Fotokopi rekening listrik bulan terakhir dan atau bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari orang tua/walinya
c. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain yang diketahui oleh Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan.
d. Fotokopi kartu keluarga.
e. Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan.
2. Khusus
Calon penerima beasiswa wajib melampirkan :
a. Surat keterangan tidak mampu atau layak mendapatkan bantuan yang dikeluarkan oleh LUrah / Kepala Desa.
b. Fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 2,50 yang disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi.
c. Fotokopi piagam atau bukti berprestasi lainnya (ko-kurikuler dan atau ekstra kurikuler) yang diselenggarakan oleh Kemendiknas dan atau organisasi lain baik pada tingkat Nasional, Regional, maupun Internasional
3. Perguruan tinggi negeri / kopertis, karena alasan kondisi tertentu dapat menambah ketentuan dan atau syarat tambahan,termasuk mengubah batas IPK terendah.Penambahan dan atau perubahan dimaksud harus dilaporkan Ditjen Dikti.
B. Penetapan
a. Mahasiswa sebagai penerima bantuan ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:
• Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.
• Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, teknologi, seni/budaya tingkat internasional /dunia, Regional/Asia/Asean dan Nasional).
• Mahasiswa yang mempunyai IPK paling tinggi.
• Mahasiswa yang mempunyai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)

Sabtu, 15 Januari 2011

Doing the best for our parents

Kulit yang sedikit keriput sudah menghiasi wajah seseorang yang aku sayang. Ia adalah seorang perempuan dan lelaki sejati yang aku miliki dan aku banggakan. Ya, kedua orang tuaku merupakan inspirasi for repairing my life. Sering mereka berkata, “Mudah-mudahan kamu tidak hidup seperti kami (bapak-ibu, red).” Kalimat tersebut seolah mampu membangkitkan semangatku untuk merubah kehidupan menuju yang lebih baik. Ya, meskipun harus kerja keras sana-sini. Mereka pun jarang mengeluh atau mungkin memang mengeluh dan aku yang tak mengetahuinya. Orang tua yang begitu menyayangi anaknya, sampai-sampai mereka rela menyembunyikan keluh kesahnya agar aku tak putus asa dan khawatir memikirkan mereka. They do it for my life. Expecting I could achieving my dreams.

We know that life isn’t simple. Many challenge that sometimes make us lazy to pass it. But we must pass it as a process. Working hard is needed to reach all of our dreams.


Memang aku belum bisa berbuat banyak untuk saat ini. Aku melalui hari-hariku bersama sinar mentari yang tak henti-hentinya menghangatkan tubuh ini untuk belajar. Suatu ketika, pernah ada tawaran job yang datang padaku. Aku akan mencoba untuk part time dengan job itu, tapi mereka melarangku, bahkan memarahiku. Sebenarnya aku tahu kondisinya. Namun, itulah kegigihan yang mereka lakukan buatku. Yang harus aku lakukan adalah belajar dengan sungguh-sungguh for reach my dreams.

They always try to make my life isn’t lack of something. Yeah, that is the sacrifice of our parents. I believe that ur parents are also like that. They will do everything for the happiness of their children.

Namun, justru kita yang sering mengeluh dengan kegiatan kita. Padahal jika kita bandingkan dengan tanggung jawab mereka, tanggung jawab kita tidak ada apa-apanya. Ya, itulah sifat manusia yang terkadang kurang menyadarinya. Tak dapat dipungkiri, terkadang saya pun melakukan hal yang sama. But, we must know how to solve it. Ingatlah bahwa kita belum mampu memberikan apapun terhadap orang tua kita selain membuatnya susah. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melakukan hal yang terbaik untuknya. Memang, mungkin mereka tidak meminta secara langsung kepada kita untuk membalasnya. Namun, alangkah baiknya ketika kita menyadari bahwa kita memiliki tanggung jawab terhadap mereka.

We must do the best for doing something. Don’t think about the result. Believe that the result will accompany about the something we’ve done before. If we do the best of us, the result will be the best. So change your life guys. It’s for your parents. Another happiness for them, except your success.

Sincerely,

Miko

Jumat, 07 Januari 2011

Conflict, the best communication model

Menyatukan berbagai orang yang memiliki berbagai background berbeda bukanlah hal mudah. Banyak emosi, tenaga, dan pikiran yang terkuras di sana. Positive thinking saja dengan semuanya. Ketika kita memang mampu menghadapinya, banyak pelajaran yang dapat kita ambil di sana. Sesungguhnya esensi dari sebuah kelompok, yaitu mengurangi masing-masing ego yang dimiliki oleh setiap individu. Seharusnya setiap individu menyadari bahwa ketika berada di dalam suatu kelompok, individu itu harus mampu mengurangi egoisnya karena tidak mungkin kelompok itu akan menuruti dengan apa yang dia inginkan. Yang akan dilakukan di dalam sebuah kelompok adalah sebuah keputusan bersama, bukan memenuhi keinginan seseorang. Ketika setiap keinginan seseorang selalu dituruti maka kelompok itu akan mondar-mandir ke sana kemari sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan akan sulit tercapai.

Let you know that conflict is the best model of communication. We can study many things from it. Obtain new experience about the people character. Believe that we’ll get the best result by conflict. Because conflict is a process.

Memang tak bisa dipungkiri, akan banyak rasa sakit hati muncul di sana. Ya memang seperti itulah sebuah proses dan hal ini tak dapat dihindari. Keep on fire guys untuk mewujudkan semuanya. Tak ada yang gampang di dalam menjalani kehidupan ini. Liku-liku akan menjadi bumbu yang mampu menyedapkan rasanya. Tanpa semua itu, hidup kita hanya akan datar.

Kuatkanlah hati kita ketika memang ada sesuatu yang tak mengenakkan. Seberat dan sesusah apapun, laksanakanlah tanggung jawab itu meski hal itu belum sesuai dengan kehendak hatimu, tetapi sudah menjadi keputusan kelompok. Give your best for your team! Enjoy with all the processes. And believe that it will be happy ending.

Yakinlah bahwa semua pengorbanan tak akan sia-sia. Tinggal menunggu waktu yang tepat for achieving the happiness if we’ve done it seriously.

I can’t write much more for it. Believe that all of our activities will bring the benefit for us.
Namun, apapun itu dan bagaimanapun masalah yang muncul, nikmatilah proses ini sampai akhir!!!

Keep your spirit guys!!! 


Sincerely,


Miko